Prosesi Tepung Tawar Kalimantan Selatan – Prosesi Tepung Tawar adalah salah satu tradisi adat khas Kalimantan Selatan yang sangat sakral dan penuh makna. Ritual ini biasa dilakukan sebagai bentuk doa, pelindung, dan penyambutan dalam berbagai acara penting seperti pernikahan, khitanan, penyambutan tamu, hingga acara adat dan keagamaan. Tepung tawar menjadi simbol keberkahan, keselamatan, dan harapan agar segala sesuatu berjalan lancar dan terlindungi dari hal buruk.

Makna dan Filosofi Tepung Tawar
Tepung tawar sendiri adalah campuran tepung beras yang diolah khusus dan biasanya diberi bunga, daun-daunan, dan air suci. Prosesi ini bermakna membersihkan diri dari hal-hal negatif dan memohon perlindungan dari Tuhan dan leluhur. Ritual tepung tawar melambangkan penyucian fisik dan spiritual, sekaligus mempererat ikatan sosial antar peserta acara.
Tahapan Prosesi Tepung Tawar
Prosesi dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh adat atau ulama setempat. Setelah doa selesai, tepung tawar disiramkan atau ditepukkan secara lembut ke kepala, tangan, atau tubuh orang yang menjadi fokus acara. Kadang tepung tawar juga disebar ke seluruh ruangan sebagai tanda penyucian dan perlindungan.
Beberapa keluarga menambahkan unsur musik tradisional seperti gambus dan suling untuk menambah khidmat suasana. Prosesi biasanya berlangsung dengan penuh rasa hormat dan khusyuk, karena dianggap sakral dan membawa berkah.
Fungsi dan Konteks Penggunaan
Prosesi tepung tawar di Kalimantan Selatan memiliki fungsi ganda. Pertama, sebagai ritual penyambutan tamu kehormatan agar mereka merasa dihormati dan dilindungi selama berada di rumah atau wilayah tersebut. Kedua, sebagai upacara pelindung dalam momen penting seperti pernikahan agar pasangan mendapatkan keberkahan dan terhindar dari marabahaya.
Selain itu, tepung tawar juga digunakan dalam upacara adat lainnya seperti khitanan dan syukuran panen. Hal ini menunjukkan betapa tradisi ini sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat Banjar.
Simbol dan Peralatan Tepung Tawar
Selain tepung beras, prosesi ini menggunakan bunga melati, daun pandan, dan air suci sebagai simbol kesucian dan kesegaran. Tepung tawar disusun dalam wadah khusus dan sering dihias dengan cantik. Kadang, prosesi ini juga dilengkapi dengan kain khas Banjar dan alat musik tradisional yang membuat suasana semakin sakral dan meriah.
Pelestarian Tradisi Tepung Tawar
Meskipun era modern membawa banyak perubahan, tradisi tepung tawar tetap dilestarikan secara turun-temurun. Peran tokoh adat, keluarga, dan komunitas sangat penting dalam menjaga kelangsungan ritual ini. Banyak generasi muda yang diajak untuk memahami nilai dan cara pelaksanaan tepung tawar agar tradisi ini tidak hilang.
Pemerintah daerah dan lembaga kebudayaan juga sering mengadakan workshop dan festival budaya yang menampilkan prosesi tepung tawar sebagai bagian dari promosi budaya Kalimantan Selatan.
Kesimpulan
Ritual adat yang kaya makna dan simbolisme. Melalui prosesi ini, masyarakat Banjar menyampaikan doa, harapan, dan perlindungan dalam berbagai momen penting kehidupan. Pelestarian prosesi tepung tawar tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan nilai sosial yang menjadi pondasi kehidupan bermasyarakat.