Upacara Ngaben di Bali: Langkah demi Langkah Prosesi – Ngaben adalah upacara kremasi umat Hindu di Bali yang dianggap sebagai pelepasan roh (atma) agar dapat beralih ke alam selanjutnya (moksha). Upacara Ngaben di Bali: Langkah demi Langkah Prosesi mengandung makna spiritual mendalam, menggabungkan unsur agama, adat, dan seni. Berikut panduan lengkap setiap tahapan, mulai persiapan hingga rangkaian ritual pamungkas.
Upacara Ngaben di Bali: Langkah demi Langkah Prosesi

1. Konteks dan Makna Ngaben
Ngaben—juga dikenal sebagai Pelebon—adalah ritual pelepasan jasad fizikal agar arwah tercinta dapat mencapai ‘Surga Khayangan’ dan berkelana bebas. Di Bali, Ngaben kerap diselenggarakan secara massal (potong gigi bersama) atau mandiri tergantung kemampuan keluarga.
2. Persiapan Awal
2.1 Penentuan Waktu
Pemilihan hari baik (dharmawastu) ditentukan oleh pemangku adat atau pendeta setempat, biasanya mengacu pada kalender Bali (Pawukon dan Wuku).
2.2 Pembuatan Puri (Lembu dan Bade)
-
Lembu: Struktur berbentuk kerbau sebagai wadah peti jenazah, terbuat dari bambu atau kayu ringan, dihias putih-merah.
-
Bade: Menara tinggi berlapis kain putih dan kuning, berfungsi sebagai menara crematorium apresiasi budaya.
2.3 Pemanggilan Pandita dan Pemangku Adat
Pandita memimpin upacara pujawali, memanjatkan doa-mantram, menyucikan nista (dosa) almarhum, dan memandu tahapan ritual.
3. Tahapan Prosesi Ngaben
3.1 Upacara Mapedis dan Metatah
-
Mapedis: Memandikan jenazah dengan air suci (tirtha) dan bunga, dilantunkan kidung suci.
-
Metatah (Potong Gigi): Tradisi potong gigi (mesangih) dalam rangka pembersihan nafsu duniawi sebelum kremasi.
3.2 Pemujaan dan Penyucian (Mepepah)
Keluarga dan desa melakukan nyekah (rangkaian persembahyangan) di pura setempat, memohon restu dan keselamatan proses cremation.
3.3 Prosesi Pawai Bade dan Lembu
-
Rombongan keluarga membawa lembu dan bade dari rumah duka menuju setra (kuburan) atau halaman pura krematorium dengan iringan gamelan gong kebyar atau gong anak.
3.4 Larung Peti ke Lembu
-
Peti jenazah diletakkan di atas lembu, dihias lengkap. Prosesi dipenuhi doa, kidung, dan taburan bunga serta dupa.
3.5 Asta Kertha (Pelepasan Roh)
-
Pandita membacakan mantram Asta Kertha, mengucap tiga kata sucinya (“Om Swastiastu, Om Namo Sai Bintang, Om Satya Wacana”) sebagai simbol pelepasan roh ke alam kahyangan.
3.6 Pemasangan Bade dan Pembakaran
-
Setelah dipuja, lembu dipandu memasuki bade. Bade—dilengkapi sesajen dan kain kuning putih—kemudian dibakar bersama lembu. Prosesi pembakaran menandai transformasi fisik ke alam ghaib.
4. Rangkaian Penutup
4.1 Upacara Nganyut (Larung Abu)
-
Abu kremasi dikumpulkan lalu dilarung ke laut atau sungai keramat sebagai simbol penyatuan roh dengan alam semesta.
4.2 Ngarsa Dalem Puri
-
Keluarga menggelar selamatan di pura geriya (halaman keluarga) untuk memohon keselamatan dan kemulusan jalan roh.
4.3 Majualan Tipat (Tiga Bulan Kemudian)
-
Tiga bulan setelah kremasi, diadakan upacara ngaben pungkasan (madapa tipat), menandai berakhirnya masa berkabung dan pulihnya ritme hidup keluarga.
5. Peran Seni dan Musik
-
Gamelan Gong Kebyar / Semar Pegulingan: Mengiringi setiap langkah prosesi, dari mapedis hingga pembakaran.
-
Tari Rindik dan Angklung Bali: Dipentaskan pada malam pra-upacara sebagai ungkapan duka dan penghormatan.
6. Makna Sosial dan Lingkungan
-
Gotong Royong Komunal: Warga desa bahu-membahu menyiapkan lembu, bade, dan pengiring.
-
Pelestarian Budaya: Setiap detail ukiran, kain, dan sesajen mengandung nilai luhur leluhur.
-
Daur Ulang Material: Kayu dan bambu lembu/bade diolah kembali menjadi kerajinan atau bangunan pura, menjaga kelestarian lingkungan.
7. Tips Mengikuti Upacara Ngaben Sebagai Wisatawan
-
Hormati Aturan Busana: Kenakan kain sarung (kamen) dan selendang, kebaya bagi wanita.
-
Ikuti Arahan Pemangku Adat: Jangan memotret area sakral saat prosesi inti.
-
Jaga Kesunyian dan Sikap Hening: Apresiasi dengan hormat—jangan berisik.
-
Sumbangan Sesuai Lokasi: Biasanya desa adat menerima dana atau bahan sesajen untuk mendukung acara.
8. Kesimpulan
Upacara Ngaben di Bali: Langkah demi Langkah Prosesi mengungkap kompleksitas budaya Hindu Bali dalam menyambut perjalanan spiritual roh. Dari mapedis hingga nganyut, setiap tahapan dipenuhi makna sakral dan kearifan lokal. Melalui gotong royong serta seni yang kaya, Ngaben tak hanya mengantar almarhum, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan pelestarian warisan leluhur.